By: Muhammad Rivani Gunawan (Media LDK Baabul Hikmah)

“Berilah aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia”

Perkataan itu sungguh tak asing lagi ditelinga semua orang. Mengingat bahwa orang yang mengungkapkan kata-kata itu berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Jejak-jejak kemerdekaan yang tertinggal dalam hati yang bersih.
Pemuda merupakan generasi harapan bangsa yang akan menjadi penerus kepemimpinan di negara ini. Hal itu berarti jenjang yang akan kita masuki jelas semakin tinggi. Itu menjelaskan bahwa sikap kita di jenjang SD sampai dengan SMA akan segera menghilang dan digantikan oleh kedewasaan yang akan membawa kita menuju tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya.
Melihat fenomena saat ini, pemuda sangatlah rentan dengan kriminal. Jika kita pernah mendengar baru-baru ini terdapat beberapa pemuda yang memperkosa seorang gadis SMP, kemudian ada mahasiswa yang menggorok leher dosennya sendiri. Beberapa kabar ini mungkin membuat kita bingung mengapa kasus ini kerap kali terjadi. Moral anak bangsa sungguh telah menjadi asing di telinga pemuda.
Inilah yang harus para generasi penerus perbaiki. Begitu pula dengan para mahasiswa baru. Menjadi hal yang mungkin akan terwujud jikalau moral dapat diimbangi dengan pendidikan. Di satu sisi banyak mahasiswa yang hanya mengejar dari sisi akademik. Namun di sisi lain, para pemuda terutama mahasiswa lupa akan moral mereka. Mereka lupa bahwa mereka mempunyai agama yang akan memberi mereka asupan moral yang cukup.
Dengan mengimbangi kedua hal ini, dapat memungkinkan ucapan Soekarno akan dapat diwujudkan. Nabi SAW. juga kita tahu bahwa beliau diutus untuk memperbaiki akhlaq manusia. Dapat kita simpulkan bahwa memang moral-lah yang kita lebih pentingkan.
Inilah tugas besar para pemuda pada era ini, untuk merekonstruksi gejala hilangnya moral pemuda bangsa. Pemuda saat ini harus dapat membuktikan dapat menjadi lebih bermoral dengan memegang nilai-nilai agama di dadanya.




 
Top